NASRUDIN HOJA

09.55

Nasrudin Hoja adalah seorang sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada abad-abad kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol. Sewaktu masih sangat muda, Nasrudin selalu membuat ulah yang menarik bagi teman-temannya, sehingga mereka sering lalai akan pelajaran sekolah. Maka gurunya yang bijak bernubuwat: "Kelak, ketika engkau sudah dewasa, engkau akan menjadi orang yang bijak. Tetapi, sebijak apa pun kata-katamu, orang-orang akan menertawaimu.
Read On 0 komentar

Nikmat Allah yang akan ditanya

11.37
Allah SWT berfirman :
"Perlombaan (memperbanyak harta benda dan anak-anak) telah melalaikan kamu sampai kamu masuk kubur. Jangan begitu! Nanti kamu akan mengetahui. Kemudian jangan sekali-kali kamu begitu! Nanti kamu akan mengetahui. Jika kamu mengetahui dengan yakin, niscaya kamu akan melihat Jahannam. Kemudian Sesungguhnya kamu akan melihat dengan ‘ainul yakin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu. tentang nikmat-nikmat (yang telah kamu terima). (Qs. at Takaatsur [102] ayat 1 - ‘8)
Keterangan :
Nikmat-nikmat Allah SWT senantiasa turun ke atas manusia laksana hujan, tidak terhitung jumlahnya. Allah SWT berfirman :
" Dan jika kamu menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya" (Qs Ibrahim [14] 34; an Nahl [16] ayat 18)
Dalam sebuah hadits diceritakan apabila Rasulullah saw. sedang membaca surat ini hingga sampai pada ayat :

"hari itu kamu akan ditanya mengenai nikmat-nikmat"

maka Rasulullah bersabda bahwa dihadapan Tuhan akan ditanya mengenai air dingin, akan ditanya mengenai keteduhan di dalam rumah, ditanya juga mengenai makanan, kesehatan tubuh. Juga mengenai nyenyaknya tidur sehingga kita telah meminta untuk menikahi seorang perempuan yang telah diinginkan untuk dinikahi oleh orang lain. Lalu Allah meluluskan keinginannya mengawini perempuan itu. Mengenai karunia-karunia Allah, untuk itulah kamu akan ditanya karena Allah telah berbuat baik kepadamu. Dia telah menjadikan hati orang tua perempuan itu untuk menikahkan anak perempuannya denganmu dan menolak calon-calon yang lain.
Jika seseorang memikirkan secara mendalam kadungan hadits ini, kita tidak dapat membayangkan betapa banyaknya karunia Allah kepada manusia. Allah swt. memberikan karuniaNya kepada semua orang baik kaya maupun miskin. Jangan dikira bahwa Allah tidak memberi karunia kepada fakir miskin, Allah telah memberi kesehatan tubuh kepadanya dan udara untuk bernapas.
Dalam hadits lain dinyatakan bahwa ketika surat itu diturunkan, maka sebagian dari para sahabat r.a. bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya Rasulullah, nikmat manakah yang telah kita terima? Roti gandum, itupun tidak mengenyangkan." Maka Allah swt menurunkan wahyu,"Tanyakan kepada mereka "Tidakkah kamu memakai pakaian? Tidakkah kamu minum air dingin? Yang demikian itu pun adalah nikmat-nikmat Allah."
Dalam sebuah hadits diberitahukan bahwa yang paling awal akan ditanya pada hari kiamat adalah mengenai kesehatan tubuh dan air dingin yang telah diminum. Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa nikmat-nikmat yang akan dipersoalkan adalah, roti yang tekah mengenyangkan, air sejuk yang telah menghilangkan dahaga dan kain yang telah dipakai untuk menutup aurat.
Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa pada suatu tengah hari, ketika cuaca panas terik, Abu Bakar Sidik r.a. keluar dari rumahnya kemudian mendatangi masjid Nabawi dengan keadaan gelisah. Ketika diketahui oleh Umar r.a. maka beliau pun datang ke masjid itu lalu bertanya kepada Abu Bakar r.a. "Untuk apakah engkau berada di sini dalam keadaaan begitu panas terik?" Beliau r.a. menjawab, "Terpaksa, karena saya menderita lapar." Umar r.a. berkata, "Demi Zat yang nyawaku berada dalam genggaman-Nya, itu pulalah yang menyebabkan saya datang ke sini." Sementara itu Rasulullah saw. pun datang ke masjid itu kemudian bertanya kepada mereka, "Untuk apakah kalian datang ke sini?" Mereka menjawab, "Kami terpaksa ya Rasulullah, karena menderita kelaparan yang tidak tertahankan." Maka Rasulullah saw. juga berkata, " Hal itu pulalah yang menyebabkan saya datang ke sini."
Kemudian ketiga-tiganya berangkat hingga sampai di rumah Abu Ayub Ansari r.a. yang pada waktu itu tidak ada di rumah, tapi isterinya menyambut dengan begitu gembira. Rasulullah bertanya, "Kemanakah Abu Ayub?’ Isteri Abu Ayub berkata bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang. Tidak berapa lama kemudian Abu Ayub pun tiba, segera beliau memetik setangkai buah kurma lalu menghidangkannya. Rasulullah saw. bertanya, "Mengapa dibawa setangkai yang buahnya sebagian matang sebagian mentah. Bukankah lebih baik jika dibawa yang matang saja.
Abu Ayub r.a. menjawab, "Saya membawa semuanya, agar dapat memilih, karena ada yang senang buah kurma matang ada pula yang senang buah kurma mentah."
Mereka pun kemudian memakan kurma itu, sementara Abu Ayub r.a. menyembelih seekor anak kambing kemudian setengah dagingnya digoreng dan setengah lagi digulai kemudian dihidangkan di hadapan tamu yang mulia itu. Rasulullah saw. mengambil sepotong roti dan sedikit daging kemudian diserahkan kepada Abu Ayub Ansari r.a. sambil bersabda, "Makanan ini hendaknya engkau sampaikan kepada anak kesayanganku Fatimah, karena sudah beberapa hari dia tidak memperoleh makanan." Beliau segera pergi menyampaikan makanan itu kepada Fatimah r.a.
Mereka pun memakan roti dan daging itu. Kemudian Rasulullah saw. berkata, "Kita telah menikmati roti, daging, buah kurma baik yang masak maupun yang mentah ." Air mata Rasulullah saw. bercucuran sambil bersabda, " Inilah nikmat-nikmat yang akan ditanya pada hari kiamat." Mendengar hal itu para sahabat r.a. terkejut dan merasa sedih (karena kenikmatan itu diperoleh setelah menderita kelaparan yang amat sangat, dan akan ditanya pada hari kiamat). Rasulullah saw. bersabda," Mensyukuri nikmat-nikmat Allah itu telah diwajiban dan caranya adalah, mulailah makan dengan mengucapkan Bismillaah dan apabila selesai menikmatinya, bacalah
"Alhamdulilaahil ladzii huwa assba’ana wa an ngama a’laina wa afdhol"
Segala puji bagi Allah yang telah mengenyangkan kami dan memberi kami kenikmatan yang banyak.
Banyak lagi riwayat mengenai perkara ini, yang tidak akan saya kemukakan di sini. Karena tujuan saya di sini hanyalah memperlihatkan betapa banyak firman Allah mengenai kehinaan dunia dan dunia tidak layak untuk mendapatkan perhatian yang sangat besar, karena dibandingkan dengan akhirat dunia adalah sangat kecil. Dan sibuk dengan urusan dunia dapat menyebabkan kerugian besar sehingga sampai kepada azab Allah Swt.. Berulang-ulang Allah Swt. memberi peringatan mengenai hal ini didalam ayat-ayatNya. Yang mengherankan dan memalukan adalah kelalaian manusia terhadap hal ini semakin bertambah besar sedangkan peringatan dari Allah Swt. begitu banyak. Bagaimana kita dapat menghadap Allah dengan menghadapkan wajah kita kepadaNya.

Disadur dari kitab Fadhilah Sedekah karya Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandalawi Rah.a.
Read On 0 komentar

kapan ya do'aku terkabul

13.33
Rasulullah SAW bersabda : Seseorang akan dikabulkan doanya asalkan ia tidak tergesa gesa dan tidak mengatakan : aku telah berdoa namun tidak pernah dikabulkan (HR Bukhari (630) dan Muslim (2735))
Maka kita janganlah tergesa gesa dalam memohonkan doa, supaya doa kita cepat terkabul. Dan janganlah juga kita bosan dalam bermunajat dan memohonkan doa, kita berdoa kepada allah, memohon pada Allah untuk membantu kita, untuk mengabulkan permintaan kita melewati ujian ujian dari Allah. Tentu Allah sudah memiliki perhitungan tersendiri terhadap semua doa kita, kapan doa kita akan dikabulkan. Allah telah berjanji pasti akan mengabulkan doa-doa kita, ada yang terkabul dengan cepat, ada kalanya doa kita baru terpenuhi setelah kita melewati semua ujian yang diberikan oleh Allah, bahkan ada yang doanya baru terkabul setelah kita di akhirat. terkabulnya doa yang terakhir inilah yang lebih baik, karena kita meminta dijauhkan dari api neraka, memohon ditempatkan di surgaNya.Tempat yang dijanjikan Allah bagi orang-orang yang bertaqwa padaNya.
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (qs 2:201)
Itulah kenapa kita kadang diberikan cobaan yang tiada hentinya oleh Allah, diberi kemiskinan, diberi kesusahan, masalah masalah baru selalu datang menghadang didepan kita. yaitu supaya kita selalu ingat pada Allah, selalu beribadah untuk mendapatkan ridlo Allah. Selalu memohon untuk mendapatkan lindungan dari Allah. semakin banyak cobaan dan ujian diberikan pada kita, itu pertanda Allah memperhatikan kita, Allah sayang pada kita. Itulah cara Allah mengingatkan kita, menunjukkan kekuasaannya pada kita. Ujian dan cobaan dari Allah tidak selalu diberikan dalam bentuk kesulitan dan kekurangan. Kadang kita justru diuji dengan kebaikan, kelebihan, diberikan beragam kesenangan. Diberikan semua yang kita inginkan. ini justru merupakan ujian yang terberat. Kita kadang lebih banyak lupanya dari pada ingat pada Allah, lupa beribadah, lupa dengan Dzat yang telah memberikan semua nikmat dan kelebihan tersebut. Lupa berterima kasih pada Allah, lupa bersyukur pada Allah sehingga kita dijadikan orang yang selalu takabur. Kita dibiarkan saja dalam kesesatan, kemaksiatan. sampai batas tertentu dan akhirnya Allah akan mencabut semua pemberiaannya dalam sekejap. Entah Allah akan mencabut harta benda yang kita cintai atau keluarga tercinta kita, atau anak cucu kita. tentu akan sakit sekali rasanya…..
“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (qs 3:26)
Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (qs 3:147)
Sekedar mengingatkan:
Kenapa kita berdoa ingin rejeki, kaya, anak, jabatan tinggi tak kunjung diberikan oleh Allah, tak kunjung dikabulkan oleh Allah?
1. Karena Allah Maha mengetahui,yang terbaik buat kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi bila kita mendapatkan semua yang kita minta. Tentunya Allah Maha mengetahui ketika kita kaya kita akan lupa untuk beribadah, pada waktu kita miskin kita gunakan akal sehat kita, tetapi setelah kita kaya, ternyata kita sibuk sendiri dengan urusan kita, urusan uang, makan dan menghitung hitung terus uang kita, hidup tidak tenang, takut kecurian dan Allah dinomerduakan.
2. Mungkin setelah kita dikaruniai anak, ternyata anak tersebut sering sakit sakitan, atau anak kita diambil oleh Allah karena anak tersebut setelah besar menjadi anak durhaka, atau bahkan kita dianggap tidak sanggup mendidik anak, sehingga anak tersebut menjadi terlantar tentu Allah akan murka.
3. Allah tahu persis bila kita diberi jabatan tinggi ternyata kita justru menyalahgunakan jabatan kita, takut kehilangan jabatan kita, takut tidak bisa menempati posisi itu lagi. Kita menjadi salah langkah, bukannya bersyukur pada allah malah meninggalkannya dan mencari Tuhan selain Allah. SWT.
Oleh sebab itu yakinlah bahwa segala sesuatu yang kita terima adalah yang terbaik untuk kita menurutNya. Mungkin doa yang kita mohonkan belum terkabul akan tetapi boleh jadi Allah menggantinya dengan kebaikan yang lain.
Read On 0 komentar

KEAJAIBAN IMAM BUKHARI RAHIMAHULLAH

08.55
Muhammad bin Hatim Warraq Al-Bukhari rahimahullah menceritakan, “Aku bermimpi melihat Bukhari berjalan di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap kali Nabi mengangkat telapak kakinya maka Abu Abdillah (Bukhari) pun meletakkan telapak kakinya di situ.” (Hadyu Sari, hal. 656).
Nama dan nasabnyaBeliau bernama Muhammad, putra dari Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi, biasa dipanggil dengan sebutan Abu Abdillah. Beliau dilahirkan pada hari Jum’at setelah shalat Jum’at 13 Syawwal 194 H di Bukhara (Bukarest). Ketika masih kecil, ayahnya yaitu Isma’il sudah meninggal sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu. Ghinjar dan Al-Lalika’i menceritakan bahwa ketika kecil kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya.” Pagi harinya dia dapati penglihatan anaknya telah sembuh (lihat Hadyu Sari, hal. 640).
Sanjungan para ulama kepadanyaAbu Mush’ab rahimahullah (di dalam cetakan tertulis Abu Mu’shab, sepertinya ini salah tulis karena dalam kalimat sesudahya ditulis Abu Mush’ab, pent) Ahmad bin Abi Bakr Az Zuhri mengatakan, “Muhammad bin Isma’il (Bukhari) adalah lebih fakih dan lebih mengerti hadits dalam pandangan kami daripada Ahmad bin Hanbal.” Salah seorang teman duduknya berkata kepadanya, “Kamu terlalu berlebihan.” Kemudian Abu Mush’ab justru mengatakan, “Seandainya aku bertemu dengan Malik (lebih senior daripada Imam Ahmad, pent) dan aku pandang wajahnya dengan wajah Muhammad bin Isma’il niscaya aku akan mengatakan : Kedua orang ini sama dalam hal hadits dan fiqih.” (Hadyu Sari, hal. 646).
Qutaibah bin Sa’id rahimahullah mengatakan, “Aku telah duduk bersama para ahli fikih, ahli zuhud, dan ahli ibadah. Aku belum pernah melihat semenjak aku bisa berpikir ada seorang manusia yang seperti Muhammad bin Isma’il. Dia di masanya seperti halnya Umar di kalangan para sahabat.” (Hadyu Sari, hal. 646).
Muhammad bin Yusuf Al Hamdani rahimahullah menceritakan : Suatu saat Qutaibah ditanya tentang kasus perceraian dalam keadaan mabuk, lalu masuklah Muhammad bin Isma’il ke ruangan tersebut. Seketika itu pula Qutaibah mengatakan kepada si penanya, “Inilah Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawaih, dan Ali bin Madini yang telah dihadirkan oleh Allah untuk menjawab pertanyaanmu.” Seraya mengisyaratkan kepada Bukhari (Hadyu Sari, hal. 646).
Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan, “Negeri Khurasan belum pernah melahirkan orang yang seperti Muhammad bin Isma’il.” (Hadyu Sari, hal. 647).
Bundar Muhammad bin Basyar rahimahullah mengatakan tentang Bukhari, “Dia adalah makhluk Allah yang paling fakih di zaman kami.” (Hadyu Sari, hal. 647).
Hasyid bin Isma’il rahimahullah menceritakan : Ketika aku berada di Bashrah aku mendengar kedatangan Muhammad bin Isma’il. Ketika dia datang, Muhammad bin Basyar pun mengatakan, “Hari ini telah datang seorang pemimpin para fukaha.” (Hadyu Sari, hal. 647).
Muslim bin Hajjaj rahimahullah -penulis Sahih Muslim, murid Imam Bukhari- mengatakan, “Aku bersaksi bahwa di dunia ini tidak ada orang yang seperti dirimu.” (Hadyu Sari, hal. 650).
Kekuatan hafalan Imam Bukhari dan kecerdasannyaMuhammad bin Abi Hatim Warraq Al Bukhari menceritakan : Aku mendengar Bukhari mengatakan, “Aku mendapatkan ilham untuk menghafal hadits ketika aku masih berada di sekolah baca tulis (kuttab).” Aku berkata kepadanya, “Berapakah umurmu ketika itu?”. Dia menjawab, “Sepuluh tahun atau kurang dari itu. Kemudian setelah lulus dari Kuttab akupun bolak-balik menghadiri majelis haditsnya Ad-Dakhili dan ulama hadits yang lainnya. Suatu hari tatkala membacakan hadits di hadapan orang-orang dia (Ad-Dakhili) mengatakan, ‘Sufyan meriwayatkan dari Abu Zubair dari Ibrahim.’ Maka aku katakan kepadanya, ‘Sesungguhnya Abu Zubair tidak meriwayatkan dari Ibrahim.’ Maka dia pun menghardikku, lalu aku berkata kepadanya, ‘Rujuklah kepada sumber aslinya, jika kamu punya.’ Kemudian dia pun masuk dan melihat kitabnya lantas kembali dan berkata, ‘Bagaimana kamu bisa tahu wahai anak muda?’. Aku menjawab, ‘Dia adalah Az Zubair (bukan Abu Zubair, pen). Nama aslinya Ibnu Adi yang meriwayatkan hadits dari Ibrahim.’ Kemudian dia pun mengambil pena dan membenarkan catatannya. Dan dia pun berkata kepadaku, ‘Kamu benar.’. Menangapi cerita Bukhari ini Warraq berkata, “Biasa, itulah sifat manusia. Ketika membantahnya umurmu berapa?”. Bukhari menjawab, “Sebelas tahun.” (Hadyu Sari, hal. 640).
Hasyid bin Isma’il menceritakan : Dahulu Bukhari biasa ikut bersama kami bolak-balik menghadiri pelajaran para masayikh (para ulama) di Bashrah, pada saat itu dia masih kecil. Dia tidak pernah mencatat, sampai-sampai berlalu beberapa hari lamanya. Setelah 6 hari berlalu kamipun mencela kelakuannya. Menanggapi hal itu dia mengatakan, “Kalian merasa memiliki lebih banyak hadits daripada aku. Cobalah kalian tunjukkan kepadaku hadits-hadits yang telah kalian tulis.” Maka kami pun mengeluarkan catatan-catatan hadits tersebut. Lalu ternyata dia menambahkan hadits yang lain lagi sebanyak lima belas ribu hadits. Dia membacakan hadits-hadits itu semua dengan ingatan (di luar kepala), sampai-sampai kami pun akhirnya harus membetulkan catatan-catatan kami yang salah dengan berpedoman kepada hafalannya (Hadyu Sari, hal. 641).
Muhammad bin Al Azhar As Sijistani rahimahullah menceritakan : Dahulu aku ikut hadir dalam majelis Sulaiman bin Harb sedangkan Bukhari juga ikut bersama kami. Dia hanya mendengarkan dan tidak mencatat. Ada orang yang bertanya kepada sebagian orang yang hadir ketika itu, “Mengapa dia tidak mencatat?”. Maka orang itu pun menjawab, “Dia akan kembali ke Bukhara dan menulisnya berdasarkan hafalannya.” (Hadyu Sari, hal. 641).
Suatu ketika Bukhari rahimahullah datang ke Baghdad. Para ulama hadits yang ada di sana mendengar kedatangannya dan ingin menguji kekuatan hafalannya. Mereka pun mempersiapkan seratus buah hadits yang telah dibolak-balikkan isi hadits dan sanadnya, matan yang satu ditukar dengan matan yang lain, sanad yang satu ditukar dengan sanad yang lain. Kemudian seratus hadits ini dibagi kepada 10 orang yang masing-masing bertugas menanyakan 10 hadits yang berbeda kepada Bukhari. Setiap kali salah seorang di antara mereka menanyakan kepadanya tentang hadits yang mereka bawakan maka Bukhari menjawab dengan jawaban yang sama, “Aku tidak mengetahuinya.” Setelah sepuluh orang ini selesai, maka gantian Bukhari yang berkata kepada 10 orang tersebut satu persatu, “Adapun hadits yang kamu bawakan bunyinya demikian. Namun hadits yang benar adalah demikian.” Hal itu beliau lakukan kepada sepuluh orang tersebut. Semua sanad dan matan hadits beliau kembalikan kepada tempatnya masing-masing dan beliau mampu mengulangi hadits yang telah dibolak-balikkan itu hanya dengan sekali dengar. Sehingga para ulama pun mengakui kehebatan hafalan Bukhari dan tingginya kedudukan beliau (lihat Hadyu Sari, hal. 652).
Muhammad bin Hamdawaih rahimahullah menceritakan : Aku pernah mendengar Bukhari mengatakan, “Aku hafal seratus ribu hadits sahih.” (Hadyu Sari, hal. 654). Bukhari rahimahullah mengatakan, “Aku menyusun kitab Al-Jami’ (Sahih Bukhari, pent) ini dari enam ratus ribu hadits yang telah aku dapatkan dalam waktu enam belas tahun dan aku akan menjadikannya sebagai hujjah antara diriku dengan Allah.” (Hadyu Sari, hal. 656).
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menuturkan bahwa apabila Bukhari membaca Al-Qur’an maka hati, pandangan, dan pendengarannya sibuk menikmati bacaannya, dia memikirkan perumpamaan-perumpamaan yang terdapat di dalamnya, dan mengetahui hukum halal dan haramnya (lihat Hadyu Sari, hal. 650).
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas jasa-jasa beliau dengan sebaik-baik balasan dan memasukkannya ke dalam Surga Firdaus yang tinggi. Dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang dapat melanjutkan perjuangannya dalam membela Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyebarkannya kepada umat manusia. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Read On 0 komentar

Inilah anak bangsa yang masih terus bermimpi

10.19

Lihat dan rasakan apa yang mereka rasakan ?
masihkah kita perduli dan membantu
Read On 0 komentar

Tebakan yang membingungkan

10.33


  
 * ada 1 ekor kambing harganya Rp 75.000
* ada 3 pemuda yang mau beli kambing tersebut...
  
berarti masing2 orang mengumpulkan @ Rp 25.000... Akhirnya terkumpul Rp
75.000 sesuai harga jual... betul?
  
 Nah... uang itu lalu dikasih sama calo sejumlah uang tersebut = Rp75.000...
Masih betul khan??? Calo itu ternyata ngasih ke pedagangnya Rp 70.000
(dipotong 5.000) Pasti dong?
  
 Lalu dari 5.000 itu dibagi ke 3 pemuda tadi @ Rp 1.000 dan sisanya Rp 2.000
buat si calo.... pasti masih betul khan?
 Disini permasalahannya. ..
  
 Berarti masing2 pemuda ngantongin Rp 1.000 (yach nggak) atau dengan kata
lain seharusn ya uang yang dikumpulkan oleh masing2
 pemuda

tadi Rp 25.000 -

Rp 1.000 = Rp 24.000 Berarti masing2 pemuda harus membayar @ Rp 24.000 jadi
perhitungan matematika = 3 X Rp 24.000 = Rp 72.000 bener dong???
  
 Kalau ditotal jumlah uang yang dikumpulkan Rp.72.000
  
 * Rp 2.000 (punyanya si calo) + Rp. 72.000= Rp 74.000 Pertanyaannya?
  
 KEMANA SISA UANG YANG Rp. 1.000... HAYO...?

Yang bisa jawab tolong sebut namanya yup ?

Read On 0 komentar


Followers

Subscribe

Stats

blog-indonesia.com
widgeo.net
Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Subscribe with Bloglines Add to myAOL Ping your blog, website, or RSS feed for Free Best Backlinks